Hari demi hari, ku
tawarkan hati,
Menjadi seorang Puteri,
Yang setia terhadapmu,
Namun, segalanya berubah
tanpa engkau sedari,
Sekelip mata engkau
hilang dan pergi…
Bonda…
Kau
diibaratkan pertama di dalam hatiku,
Sentiasa bersinar bak
bintang yang berkelip di angkasa,
Mendukungku tiap susah
senangmu,
Jadilah Permaisuri yang
ku cintai,
Dan teruslah berada di
dalam hati…
Angin yang meniup
tudungmu,
Membuatkan dirimu bahagia
dan gembira,
Jasamu ku kenang, tidak
pernah hilang,
Saat kau duduk di atas
kerusi, memikirkan tentang Puterimu ini,
Saat itu ku sedari,
‘Engkaulah Permaisuri’.
Kehilangan…
Suatu hari kau pergi
tanpaku sedari,
Akhirnya penyakitmu ini
membuatmu dijemput Ilahi,
Setelah bertahun ku
menunggu…
Hadirnya dirimu di dalam
mimpi.
Mencari penggantimu Bonda
mungkin senang,
Mencari kasih sayangmu
Bonda sangat sukar,
Saat kau pergi, aku
berada di sisi jasadmu…
Saat terluka akan
pemergianmu,
Hanya satu diingatanku…
Ampunilah segala dosaku…
‘’Bonda?’’
‘’Hadirlah selalu ke
dalam mimpi Puterimu, agar hari-harinya disinari cahaya Syurga’’.